Rabu, 02 April 2014
9 Pedang Nabi Muhammad SAW beserta nama-namanya
ni adalah pedang-pedang yang pernah dipakai oleh Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya untuk berdakwah, jumlah total pedang yang pernah digunakan ada 9 buah.
gambar ukiran nama-nama para nabi di dalamnya :
Al-Qadib
berbentuk blade tipis sehingga bisa dikatakan mirip dengan tongkat.
Ini adalah pedang untuk pertahanan ketika bepergian, tetapi tidak
digunakan untuk peperangan. Ditulis di samping pedang berupa ukiran
perak yang berbunyi syahadat: “Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad
Rasul Allah – Muhammad bin Abdallah bin Abd al-Mutalib.” Tidak ada
indikasi dalam sumber sejarah bahwa pedang ini telah digunakan dalam
peperangan. Pedang ini berada di rumah Nabi Muhammad SAW dan kemudian
hanya digunakan oleh khalifah Fatimid.
Selasa, 01 April 2014
Ternyata Dunia & Akhirat Ada Secara Bersamaan
Ternyata Dunia & Akhirat Ada Secara Bersamaan
Islam | Kajian Tasawuf
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Ada
yang bertanya: apakah dunia dan akhirat sudah ada secara bersamaan?
Maka, jawabannya adalah: IYA. Kedua alam ini sudah ada sekarang, secara
bersama-sama, paralel dalam dimensi yang berbeda. Darimana sumber
informasinya? Tentu saja dari dalam Al Qur’an, karena istilah alam dunia
dan akhirat itu memang berasal dari Al Qur’an.
Kalau
Anda baca ayat-ayat Al Qur’an, banyak sekali istilah ‘dunia’ dan
‘akhirat’ itu. Apakah yang dimaksud dengan ‘dunia’? Dalam kamus bahasa
Arab kata dunia berasal dari akar kata ‘danaa’ yang diantaranya bermakna
‘mendekat’ atau ‘dekat dengan’. Bisa juga bermakna ‘rendah’ dalam
kualitas. Maka, rangkuman makna dari ‘alam dunia’ adalah alam yang dekat
dan rendah. Ini mengambarkan fisik sekaligus kualitas ‘dunia’ dalam
pandangan Islam.
Sedangkan, akhirat berasal dari kata ‘akhara’
yang bermakna ‘mengakhirkan’ atau menunda, menangguhkan, melambatkan,
menyisakan, dan semacamnya. Sehingga makna kata ‘alam akhirat’ adalah
alam kehidupan yang terakhir. Disinilah ayat-ayat Al Qur’an dipahami
secara kontroversial, bahwa alam akhirat ada yang memahaminya sebagai
alam yang kekal tak punya akhir lagi, karena ia sudah yang ‘paling
akhir’. Pada waktunya nanti akan saya tunjukkan, bahwa kehidupan akhirat
memang kehidupan terakhir, tetapi ‘bukan fase terakhir’ drama
penciptaan manusia.
Maka,
tentang posisi dunia dan akhirat itu kita bisa merujuk kepada
informasi-informasi di dalam Al Qur’an. Bahwa dunia adalah alam yang
paling dekat dengan kehidupan kita, yang oleh ayat berikut ini disebut
sebagai alam yang berisi bintang-bintang alias benda-benda langit.
Dengan kata lain, selama alam itu adalah ruangan yang berisi benda-benda
langit sebagaimana bisa kita observasi, itu adalah masih langit dunia.
QS. Al Mulk (67): 5, “Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit dunia dengan bintang-bintang…”
Selain
bermakna kosmologis, alam dunia juga bermakna kehidupan di muka bumi
dengan segala hiruk pikuknya, yang oleh ayat berikut ini disebut sebagai
‘kehidupan rendah’ dan ‘main-main’ belaka. Sedangkan kehidupan akhirat
disebut sebagai kehidupan yang jauh lebih baik.
QS. Al An’aam (6): 32, “tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau
belaka. Dan sungguh kDan
ehidupan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang
yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”
Dimanakah
alam akhirat berada? Secara kosmologis, alam akhirat itu paralel dengan
alam dunia. Apakah bukti bahwa ia sudah ada di alam paralel?
Diceritakan oleh Al Qur’an sendiri, dalam kisah Mi’raj Nabi saat beliau
berada di Sidratul Muntaha. Ketika berada di langit ketujuh itulah
Rasulullah menyaksikan surga – yang tentu saja berada di alam akhirat.
Alam semesta ini diciptakan oleh Allah sebanyak tujuh lapis sebagai satu
paket. Alam terendahnya disebut sebagai alam dunia, dan alam
tertingginya disebut alam akhirat.
Jadi,
surga-neraka itu sekarang sudah ada di langit ketujuh. Di alam
berdimensi paling tinggi dalam struktur langit yang ‘berlapis-lapis’.
Dalam kosmologi modern, keberadaan alam berdimensi tinggi ini semakin
mendapat perhatian.
Alam
dunia adalah ruangan alam berdimensi tiga, sedangkan akhirat adalah
ruangan alam berdimensi sembilan (menurut teori String) atau berdimensi
sepuluh (menurut M-Theory alias teori String yang sudah
disempurnakan). Pada prinsipnya, indikasi adanya alam berdimensi tinggi
semakin bisa dijelaskan oleh teori Kosmologi modern. Dan saya termasuk
yang meyakini, kelak hal ini akan terungkap sebagai kenyataan saintifik.
Perkembangan
teori String diperkirakan akan menggeser teori Einsteinian yang
mempersepsi alam semesta hanya sebagai ruangan ‘alam dunia’ berdimensi
tiga. Teori ini telah terpatahkan di kasus Black-hole, dimana
teori gravitasi Einsteinian tidak mampu menjelaskan adanya gaya
gravitasi dalam skala kuantum. Sebuah fenomena yang justru bisa
dijelaskan dengan cukup baik oleh M-Theory. Dan, di gravitasi
tingkat kuantum itulah justru terdapat kunci pemahaman atas adanya alam
berdimensi tinggi. Diperkirakan alam semesta atau alam dunia ini
memiliki lubang-lubang hitam yang menjadi pintu masuk ke alam berdimensi
lebih tinggi.
QS. Al Hijr (15): 14-15,
“Dan seandainya Kami bukakan kepada mereka salah satu dari
(pintu-pintu) langit, lalu mereka terus menerus naik ke atasnya, tentu
mereka akan berkata: “Sesungguhnya pandangan kami menjadi kabur. Dan
kami menjadi (seperti) orang-orang yang terkena sihir.”
Keadaan
seperti itulah yang dialami oleh Rasulullah saat beliau berada di alam
berdimensi tinggi – di Sidratul Muntaha. Beliau terpesona melihat
keindahan surga yang tak pernah dilihatnya saat berada di alam
berdimensi rendah alias alam dunia.
QS. An Najm (53): 14-18, “Di
Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal. Ketika Sidratul
Muntaha diliputi oleh sesuatu (misteri) yang meliputinya. Penglihatan
Muhammad tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula)
melampauinya (terpesona melihat keindahan alam berdimensi tingi itu)g.”
Ringkas
kata, saya cuma ingin mengatakan bahwa alam akhirat dan alam dunia ini
sudah ada secara bersamaan sejak diciptakan sampai lenyapnya kelak.
Kehidupan manusia terikat oleh badannya yang hidup di dimensi tiga,
tetapi kesadarannya bisa mengakses alam yang berdimensi tinggi sampai ke
Sidratul Muntaha, dimana surga dan neraka berada. Bahkan, jika
batas-batas dimensi langit itu dibukakan oleh-Nya, tubuh fisik manusia
pun bakal bisa memasuki alam-alam berdimensi tinggi itu. Dan
kesadarannya menjadi nanar seperti orang yang terkena sihir, sebagaimana
dijelaskan dalam ayat di atas.
Lantas,
bagaimana kaitannya dengan cerita kiamat? Cerita kiamat yang saya tulis
dalam note ke-2 itu hanya terjadi di planet Bumi. Karena itu, saya
sebut sebagai kiamatnya Bumi, bukan kiamatnya alam semesta. Bumi
hanyalah partikel kecil di ‘samudera alam semesta’ yang berisi
bermiliar-miliar benda langit. Ada triliunan bintang dan matahari, yang
membentuk miliaran galaksi, dan berisi planet-planet seukuran bumi dalam
jumlah tak berhingga.
Maka,
kalau planet Bumi yang kita huni ini diserbu oleh jutaan meteor dari
Kabut Oort, kejadian itu hanya akan memporak porandakan kehidupan di
planet Bumi saja. Atau maksimum tatasurya kita. Tidak akan mengganggu
stabilitas alam semesta yang sedemikian luasnya. Ibaratnya, kerusakan
itu hanya terjadi di sebutir debu yang bertaburan di sebuah padang pasir
nan luas. Di sebutir debu bernama Bumi itulah 6,5 miliar manusia sedang
mengalami kiamat atas peradabannya…!
Kita
mengenal peristiwa ini sebagai ‘kiamat sughra’ alias kiamat kecil.
Bukan kiamat besar atau kiamat Kubra berupa hancurnya alam semesta.
Tentang kiamat besar ini akan saya ceritakan dalam note tersendiri.
Kiamat Bumi alias kiamat kecil itulah yang bakal mengantarkan manusia
menapaki fase-fase kehidupan selanjutnya memasuki alam barzakh di
dimensi yang lebih tinggi. Dan kemudian menuju alam akhirat, di dimensi
yang lebih tinggi lagi, sebelum ia lenyap ke dalam Zat Yang Tak Terikat
Dimensi: Allah Sang Penguasa Jagat Semesta…
QS. Az Zukhruf (43): 85, “Dan
Maha Suci Tuhan Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan apa yang
ada di antara keduanya; dan di sisi-Nyalah pengetahuan tentang hari
kiamat dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”
Wallahu a’lam bishshawab…
(Sumber: http://catatanagusmustafa.wordpress.com)
Artikel Lainnya:
Kajian Tasawuf
- Benarkah Azab Kubur Itu Ada?
- Ternyata Dunia dan Akherat Terjadi di Bumi
- Benarkah Maryam Seorang Nabiyyah?
- Menyingkap Misteri Maryam
- Apa Itu Huwa La Huwa?
- Jauhar & ‘Aradh
- Tentang Kasyaf
- Apa Itu Alam Mitsal
- Apa Itu Alam Jabarut
- Apa Itu A’yan Tsabitah
- Zat Tuhan
- Apa Itu Nur Muhammad
- Rahasia Basmalah: Rahasia Titik di Bawah Ba
- Rahasia Basmalah: Rahasia Tanpa Alif Sesudah Ba
- Syekh Siti Jenar: Namanya Melariskan Buku
Islam
- Benarkah Bermain Catur itu Haram?
- Apa Itu Setan?
- Apa Itu Khamar?
- TOKOH ISLAM: Ali Bin Abu Thalib
- TOKOH ISLAM: Zainab binti Khuzaimah
- TOKOH ISLAM: Utsman bin Affan
- Apa Itu Israiliyyat?
- TOKOH ISLAM: Khadijah Binti Khuwailid
- TOKOH ISLAM: Umar bin Khattab
- TOKOH ISLAM: Abu Bakar Ash-Shiddiq
- MAULID NABI: Syariat Agama Atau Syariat Budaya?
- ULUMUL QUR’AN: Penulisan Dan Kodifikasi Al-Qur`an
- Makhluk-Makhluk Bercahaya
- ULUMUL QUR’AN: Makki Dan Madani
- ULUMUL QUR'AN: Pengertian & Nama-Nama Al-Qur'an
- Benarkah Azab Kubur Itu Ada?
- Penciptaan HAWA: Benarkah Dari Tulang Rusuk Nabi Adam?
- Ternyata Dunia dan Akherat Terjadi di Bumi
- Benarkah Maryam Seorang Nabiyyah?
- Menyingkap Misteri Maryam
- Apa Itu Huwa La Huwa?
- Jauhar & ‘Aradh
- Tentang Kasyaf
- Apa Itu Alam Mitsal
Tidak ada komentar:
Langganan:
Postingan (Atom)